Minggu, 13 Januari 2019

PERTEMPURAN KSATRIYA SINGOSARI DAN PELARIAN RADEN WIJAYA Bagian 5

PERTEMPURAN KSATRIYA SINGOSARI DAN PELARIAN RADEN WIJAYA
Bagian 5

                    Setelah rombongan sampai di Kudadu dan di antar oleh Kepala Desa Kudadu bahkan sampai menyebrang ke Madura . Kisah perjuangan Raden Wijaya ini tertulis secara panjang lebar pada Prasasti yang di temukan di Gunung Buthak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Gunung Putri Tidur di wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Malang. Prasasti Kudadu atau yang dikenal Prasasti Gunung Buthak dikeluarkan oleh Raden Wijaya . 


Ilustrasi Raden Wijaya menyebrang ke Sumenep untuk meminta bantuan Arya Wiraraja

        
                  Raden Wijaya mengungsi ke Sumenep meminta perlindungan Aria Wiraraja. Semasa muda, Wiraraja pernah mengabdi pada Narasingamurti kakek Raden Wijaya. Maka, ia pun bersedia membantu sang pangeran untuk menggulingkan Jayakatwang. Raden Wijaya bersumpah jika ia berhasil merebut kembali takhta mertuanya, maka kekuasaannya akan dibagi dua, yaitu untuk dirinya dan untuk Wiraraja. Mula-mula Wiraraja menyarankan agar Raden Wijaya pura-pura menyerah ke Kadiri. Atas jaminan darinya, Raden Wijaya dapat diterima dengan baik oleh Jayakatwang. Sebagai bukti takluk, Raden Wijaya siap membuka Alas Trik ( Tarik, Sidoarjo )menjadi kawasan wisata bagi Jayakatwang yang gemar berburu. Jayakatwang mengabulkannya. Raden Wijaya dibantu orang-orang Madura kiriman Wiraraja membuka hutan tersebut, dan mendirikan desa Majapahit di dalamnya.



           
                               Ilustrasi penyambutan Raden Wijaya oleh Arya Wiraraja
                         

                  Pada tahun 1293 datang tentara Mongol untuk menghukum Kertanagara yang berani menyakiti utusan Kubilai Khan tahun 1289. Kerajaan Mongol dulu adalah penguasa Asia yang pernah mengirimkan utusan kepada Kerajaan Singosari untuk penyampaikan pesan agar mereka takluk pada Mongol. Tetapi Raja Singosari saat itu (Kertanagara) malah memotong telinga utusan Mongol dan menyuruhnya pulang kembali ke Mongol. Raden Wijaya selaku ahli waris Kertanagara siap menyerahkan diri asalkan ia terlebih dahulu dibantu memerdekakan diri dari Jayakatwang. Maka bergabunglah pasukan Mongol dan Majapahit menyerbu ibu kota Kadiri. Setelah Jayakatwang kalah, pihak Majapahit ganti mengusir pasukan Mongol dari tanah Jawa.
                 Menurut Kidung Panji Wijayakrama dan Kidung Harsawijaya, pasukan Mongol datang atas undangan Wiraraja untuk membantu Raden Wijaya mengalahkan Kadiri, dengan imbalan dua orang putri sebagai istri kaisar Mongol. Kisah tersebut hanyalah ciptaan si pengarang yang tidak mengetahui kejadian sebenarnya. Dari berita Cina diketahui tujuan kedatangan pasukan Mongol adalah untuk menaklukkan Kertanagara penguasa Jawa.


Bukti peninggalan benda purbakala di SumenepKoleksi benda batu kuno (Dokpri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENEMUAN SALURAN AIR KUNO DI DESA BULUSARI - GEMPOL PASURUAN

  Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan peninjauan terkait ditemukannya situs saluran air kuno yang bermaterialka...